Rabu, 16 Maret 2011

Fukushima Bagai Kota Mati

Neil Ikhsan (20) tak pernah menyangka pada Jumat (11/3/2011) lalu sebuah goncangan gempa tiba-tiba terjadi sedemikian kuatnya. Selama dua tahun ia tinggal di Jepang, tepatnya di Fukushima, gempa memang kerap kali terjadi, tetapi tak sebesar hari itu. Gedung-gedung bergetar hebat. Peralatan di perkantoran, rumah, ataupun di kampus-kampus berserakan. Semua orang hanya bisa berpikir untuk menyelamatkan diri masing-masing menuju ruang terbuka.
"Pas gempa ada alarmnya, tapi di sana gempa itu biasa. Goyang-goyang, tapi kenapa ini lama sekali tidak berhenti-henti," ungkap Neil, Selasa (15/3/2011) di kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.
Neil yang merupakan mahasiswa Fukushima Technology College menceritakan, saat itu warga Jepang berhamburan keluar rumah. Tak lama berselang, sebuah ledakan besar terjadi dari arah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
"Saya sedang kumpul dengan teman-teman, orang-orang sudah ramai ada nuklir yang meledak. Dari jauh saya lihat asap tebal hitam sudah ke atas, orang-orang panik takut terkena radiasi," ujarnya. Api yang membubung ke langit begitu hitam dan akhirnya semakin membesar.