Minggu, 08 April 2012

HP Sejuta Umat Hingga Sepi Peminat

Pada akhir 1990an hingga awal tahun sekitar tahun 2008, ponsel Nokia seolah menjadi ponsel sejuta umat. Terutama di Indonesia, Nokia mengalahkan para pesaingnya seperti Siemens, motorola, samsung dan lain-lain. Pun juga di kancah dunia, Nokia terbukti menjadi produsen ponsel terbesar.

Namun seiring munculnya iPhone dari Apple dan ponsel berbasis Android, Nokia kini mulai tenggelam. Terlebih dengan munculnya raksasa ponsel baru dari Kanada, Research in Motion dengan ponsel BlackBerrynya.
Nampaknya Nokia kehilangan semangat untuk mencoba menciptakan teknologi baru jika dibandingkan dengan para pesaingnya tersebut. Terbukti, dari berbagai survey pasar, para konsumen cenderung memilih ponsel Android, BlackBerry maupun iPhone. Ketiga ponsel tersebut selalu menempati posisi tiga besar dari berbagai survey yang dilakukan oleh beberapa pihak.
Lalu bagaimana dengan ponsel dari Nokia. Perusahaan dari Finlandia ini kini seolah tengah ditinggalkan para konsumennya. Mereka tengah berduka. Dulu Nokia yang membanggakan OS mobile Symbian, kini mulai meninggalkannya. Mereka pun beralih untuk menggunakan OS dari Microsoft, Windows Phone Mobile.

Karakter Bimbel Di Medan

Siapa sih yang gak tau bimbel (bimbingan belajar). Sekarang ini ya semakin banyak bimbel yang bermunculan, mulai dari asli medan ataupun yang datang dari pulau Jawa, dan dengan metode yang beragam-ragam begitu juga dengan harganya. Semakin banyak bimbel otomatis semakin banyak saingan hidup ni. Bimbel adalah bagian vital dalam pendidikan di kota besar, kenapa bisa begitu? ya,, karena kapasitas guru disekolahan dalam penyampain materi terkadang tidak memadai, ataupun daya tangkap siswa yang tidak bisa hanya sekali dipelajarin.

Berikut ini saya akan menampilkan 10 karakter bimbel di kota saya yaitu Medan bedasarkan info yang saya dapat dari teman saya, saya rasakan sendiri dan brosur pastinya.

1. Medica
Kenapa medica saya letakkan di no.1? Karena medica adalah bimbingan asli medan yang didirkan oleh Rainhard Silalahi pada tahun 1979, sampai saat ini saya belum menemukan bimbel yang lebih tua dari Medica yang masih eksis sekarang. Medica merupakan bimbel favorit ny warga Medan, karena alasan biaya bimbel yang murah dan dibayar perbulan. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta setiap kali simulasi (TO) yang diadakan Medica.
Medica bimbel yang penuh motivasi katanya, bahkan tidak sering jadi LEBAY. Metode Quiz yang diadakan tiap kali pertemuan dan dilaporkan ke orang tua tiap bulannya dengan sistem ranking menjadi kelebihan medica bagi banyak siswa. Namun hal itu tidak jarang jadi bumerang sendiri bagi Medica. Medica juga terkenal dengan siswa perkelas yang sungguh banyak, yang buat siswa tidak nyaman. Sistem diskusinya pun tidak begitu bagus.
Namun sukses di Medan dan pulau Sumatera, Medica belum bisa membangun gedung di JAWA.

2. Ganesha Operation (GO)
GO merupakan bimbel yang jugak banyak diminatin siswa di Medan ini meskipun dia berasal dari kota kembang Bandung, khususny golongan atas, karena biaya GO yang relatif mahal. Buku Koding menjadi andalannya begitu juga dengan revolusi belajar dengan rumus The KING. Rumus The KING ini banyak ditiru bimbel lain namun kami ttp terdepan karena kami yang menemukannya, itu dia sepenggal testimonial dari GO. Sistem diskusi GO yang jauh lebih nyaman dan bagus menjadi alasan banyak siswa memilih GO. Saya sering menjumpai siswa Medica ketika kelas XII SMA pindah ke GO padahal selama SMA bahkan dari SMP dia di Medica (contohny abang ny saya sendiri) karena alasan itu tadi. Siswa GO sangat sering mendapatkan nilai UN tertinggi nasional, maka tidak heran isu yang mengatakan GO menjual kunci jawaban merebak kemana-mana hingga ketelinga saya.

3. Sony Sugema College (SSC)
Bimbel ini menjadi saingan kuat GO saya pikir. SSC merupakan bimbel pertama yang mempopulerkan sistem digital dalam proses pembelajaran yang biasa dikenal dengan S2DLS. Biaya yang sangat murah untuk reguler kelas X dan XI menjadi primadona banyak siswa. Namun tetap saja ada yang mahalnya, yaitu paket masuk universitas favorit di Indonesia dari kelas XI SMA.

4. Primagama
Prigama merupakan bimbel tersebar di Indonesia dengan 638 cabang di 32 provinsi dan jumlah siswa yang mencapai 300ribu-an. Namun begitu, nama Prigama di Medan tidak begitu terkenal, meskipun ada program test bakat bagi siswa yang mendaftar pertama kali nya. Konsep REC( Remedial,Enrichment,Consulting) dan samrt solution adalah ciri khas dari Primagama.

5. Nurul Fikri (NF)
Jika Primagama bimbel tersebar di Indonesia lain halnya dengan NF. NF merupakan bimbel terbesar di Jakarta. Tarif les tidak begitu mahal dan paket-paketnya pun tidak sebanyak GO. NF bimbel yang bernuansa Islam yg tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan tpi jugak memperbaiki akhlak. Khusus NF Medan tentornya pun didatangin dari Jawa sana, maka gak heran jika masuk NF kita pasti serasa berada dilingkungan yang asing, logat dan nada suara yang aneh bakalan kita temuin, bahkan tidak heran saya pun ikut berbicara dengan nada mereka, wkwkw. BIP merupakan program motivasi bagi siswa NF. Diskusi sampai capek tersedia disini, bahkan gak jarang ada yang nginap.

Jerman Negara Favorit Mahasiswa Indonesia

Jerman merupakan tujuan favorit pelajar dan mahasiswa Indonesia yang berminat belajar ke luar negeri dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Program pendidikan yang banyak dipilih adalah kedokteran dan teknik (engineering).  

"Dibandingkan dengan negara-negara lain, Jerman memang berada di urutan kelima, tapi yang teratas di antara negara Eropa," kata kepala dinas pertukaran akademis Jerman (DAAD), Irene Jansen.

Data pendidikan global UNESCO 2011 menyebutkan, Australia berada di peringkat teratas sebagai negara tujuan pendidikan luar negeri mahasiswa Indonesia dengan jumlah 10.205 orang, Amerika Serikat di urutan kedua (7.386), Malaysia di urutan ketiga (7.325), Jepang di posisi keempat (1.788), dan Jerman di urutan kelima (1.546).

Menurut Jansen, biaya pendidikan di Jerman relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain di Eropa. Ini karena sekitar 90 persen universitas di Jerman merupakan universitas milik pemerintah yang dana pendidikannya berasal dari pajak masyarakat. 
   
"Universitas swasta membebankan biaya sekitar 500 euro per semester untuk administrasi," ujarnya.
      
Jansen menuturkan, biaya hidup yang dibutuhkan untuk tinggal di Jerman antara 700-900 euro per bulan. Mahasiswa bisa menggunakan bantuan bagi mahasiswa dan potongan harga sehingga biaya hidup dapat ditekan.