Senin, 27 Januari 2014

Tour To PADANG


Akhirnya beli tiket juga

Tiiidit tiidiit,,, suara line yang muncul dari HP pertama ku memecah suasana sunyi dari kamar kost yang berukuran 3x3m ini. Aku pun membuka line di HP ku dengan sabar menunggu dan mata tetap fokus pada TV LED berukuran 19” yang selalu menemani malam ku. Huft,, sungguh konvensional line ini, sepertinya dia ingin memberontak dengan HP yang ku miliki. Eh, ternyata ada line dari teman semeja ku ketika kelas 12 SMA, sebut saja namanya Dana. Seperti biasa pembahasan kami adalah mencari kapan waktu libur yang serentak, maklum saja aku yang berkuliah di PTK tereksis di negeri ini dan dia berkuliah di PTN tertua secara resmi di pulau Sumatera. Setelah mengalami pembahasan hampir satu bulan, kami dapat menemukan waktu ataupun momen yang tepat agar kami dapat liburan bersama. Dan momen itu adalah momen dimana harga tiket lagi mahal atau istilah bekennya high season. Sebenarnya sih rencana ini berawal ketika jauh-jauh hari sebelum UN, saya bilang ke dia “liburan pertama kuliah nanti aku mau ke Padang dan harus, dimana pun kita kuliah”. Jadinya, landasan pernyataan itulah yang membuat kami terus memikirkan kapan momentum yang tepat. Ketika sudah menemukannya, masalah klasik segera datang dan menyerbu. Yahh,, jelas harga tiketnya itu mahal cui, tapi aku mikir ketika Tuhan sudah memberikan waktu yang tepat kenapa aku harus menghalangi diriku sendiri. Akhirny aku membuat hukum baru buat diriku “uang itu akan selalu ada dan datang ketika kau percaya dia akan datang, jangan pernah halangi dirimu dengan uang ketika kamu mau berbuat sesuatu yang berguna buat hidup mu dan orang lain”.
Kubuka jendela kamar ku dengan segera cahaya matahari pagi dengan sinar ultravioletnya meneruskan cahayanya hingga menerangi kamar ku yang mungil ini. Segera aku turun tangga menuju kamar mandi,beruntung kali ini aku tidak harus rebutan dengan anak kost lainnya. Aku pun segera masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya, lalu tiiiiiiiiitttt *sensor. Selesai mandi, aku pun memakai seragam hitam putih ini, jangan lupa juga dengan dasi hitam dan badge name ku, dan yang terakhir ambil tas dan memasukkan telapak kaki ini ke sepatu vantofel hitam. Huft,, bayangkan aku sebenarnya kuliah dimana sih??  Rempong banget deh. Tapi, seiring berjalannya waktu aku juga terbiasa dengan hal itu semua. Sebenarnya masuk kuliah itu jam 8 a.m, tapi kami ngumpul dulu didepan stadion depan kampusku. Hadap kiri, hadap kanan, henti gerak, satu, dua, dua puluh tujuh, tujuh puluh satu, seratus. Puiihhh,,, exhaust cui, langsung deh selesai push-up “seratus” kali keringat bercucuran dari mana-mana. Sekali lagi aku tekankan jangan pernah memikirkan bagaimana dan dimana aku kuliah, karena semua itu juga ada maksud dan tujuan yang sama-sama kami ketahui kok.