Senin, 06 Desember 2010

Miss Toilet !!!!!!

TRIESNA WACIK
Bangga Menyandang Predikat Miss Toilet











Wanita mana yang tidak bangga jika menyandang gelar Miss Indonesia. Tapi, menyandang predikat Miss Toilet, bisa jadi hal itu bakal ditolak. Pasalnya, toilet di Indonesia masih sering diidentikkan sebagai sesuatu     yang kotor, bau, dan bahkan menjijikkan.
Nah, predikat Miss Toilet itu kini disandang oleh Triesna Wacik. Namun, istri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) ini justru bangga menyandang predikat Miss Toilet. Sebab, dengan predikat itu ia menyandang misi mengangkat citra bangsa Indonesia di mata internasional.
"Oh, bangga. Ini sebuah kehormatan bagi saya diberi kepercayaan oleh Kemenbudpar untuk mengurusi kebersihan toilet umum. Tak ada sebelumnya orang yang betul-betul concern untuk urusan toilet. Saya ambil kesempatan ini justru karena tidak ada orang lain," kata Triesna Wacik dalam percakapan dengan Suara Karya di Denpasar belum lama ini.
Dalam percakapan seusai sosialisasi pengelolaan toilet umum bersih di Museum Negeri Provinsi Bali yang diikuti seluruh pengelola museum di Bali itu, Triesna Wacik menegaskan bahwa toilet tidak kalah penting dengan bangunan lain.
"Di rumah, kalau toiletnya kering, bersih, nyaman, dan wangi, itu cermin dari yang punya rumah. Begitu juga di museum, itu cermin dari para pengelolanya. Demikian pula di perusahaan, itu cermin dari manajemen perusahaan itu," kata wanita kelahiran Bandung, 10 April 1955, ini.
Tentu saja, sesuai dengan misi mengangkat citra bangsa Indonesia di mata internasional, sosialisasi yang dilakukan Triesna Wacik tidak dari rumah ke rumah.
Prioritas pertama ketika menyandang predikat Miss Toilet lima tahun lalu seiring dengan adanya Visit Indonesia Year adalah bandara-bandara. Sebab, bandara adalah pintu gerbang pertama wisatawan masuk ke Indonesia. Setelah toilet bandara menunjukkan peningkatan kebersihan, kini prioritas sosialisasi ke museum.
"Sekarang ini, seiring Tahun Kunjungan Museum 2010, prioritas dialihkan ke museum," kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun 1983 ini.
Triesna Wacik optimistis, perjuangannya tidak sia-sia. Pasalnya, bandara-bandara di Indonesia kini berlomba untuk memiliki toilet yang paling baik. Penghargaan diberikan untuk pengelola toilet di bandara setiap tanggal 27 September, yakni saat Hari Pariwisata, oleh Menbudpar. Setelah bandara menunjukkan peningkatan kebersihan toilet, Triesna yakin museum-museum di Indonesia juga akan berlomba memiliki toilet yang terbaik.
Upaya menciptakan toilet umum yang bersih tidak dilakukan dengan menghamburkan uang. Ibu empat anak yang telah dikaruniai satu cucu ini punya pandangan, untuk merealisasikan toilet yang bersih, bisa dilakukan bertahap, tetapi konsisten.
"Kita ini berangkat dari yang ada. Kita tingkatkan kebersihannya saja dulu. Kita berikan buku standar toilet umum bersih. Jadi, suatu saat ketika melakukan renovasi, saat punya anggaran lebih, bisa meningkatkan perlengkapan dalam toilet dan servisnya, sehingga pada suatu saat nanti, bisa mencapai kondisi toilet tertinggi," kata wanita yang aktif dalam berbagai kegiatan ini.
Sekarang Triesna menjabat Ketua Yayasan Sulam Indonesia yang berperan membina perajin sulam di seluruh Indonesia, Ketua Bidang Promosi Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Ketua Indonesia Kreatif dalam Program Indonesia Sejahtera yang dipimpin Ibu Negara. Program ini memacu kreativitas masyarakat, agar punya penghasilan lebih.
Selain itu, Triesna menjadi penasihat di Dharma Wanita Persatuan Kemenbudpar, pembina di Mitra Seni Indonesia, dan pembina Universal Line Dance, yakni kumpulan mereka yang peduli pada dansa seperti poco-poco.
"Sebetulnya secara fisik melelahkan, tapi secara batin saya merasa lebih kaya; secara pengetahuan makin kaya karena bertemu dengan begitu banyak orang dengan permasalahan dan solusinya. Jadi, saya makin menghargai hidup saya," kata Triesna yang memelihara kebugarannya dengan ikut senam dan dansa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar