Rabu, 16 Juli 2014

kek mana sih test wawancara STAN?



WAWANCARA
Mungkin bagi kebanyak siswa SMA wawancara atau istilah bekennya interview sesuatu yang baru pertama kali dilakukan. Tapi tidak buat ku ketika itu, aku pernah diwawancarai dan mewawancarai, emang sih dalam lingkup yang saaaaaangat jauh berbeda dengan wawancara STAN. Tapi hal begituan cukup membuat ku tenang.
Persiapan wawancara apa cobak?? Tapi kemarin itu persiapan ku agak lebay sih, aku pangkas rambut, makai kemeja putih tangan panjang, celana bahan hitam, sepatu vantofel, dan parahnya lagi sehari sebelum wawancara aku melakukan perawatan wajah di salon *lebay x kan mama’ dan bapak aawak (hehhheheh).
Sebelum masuk ke ruangan nanti kamu disuruh mengisi CV singkat gitu.
Masuk ke ruangan, dikasitau pewawancara ku yang mana, lalu kudatangin dan kusalam dia sebelum aku diizinkannya duduk ( awal yang langsung membuat aku jadi sok sopan, kekeh sendiri aku )
Pertanyaan dan jawaban yang masih aku ingat:

Coba kamu ceritakan pengalaman dirimu selama SMA? (pertanyaan pertama x)
aku jawab secara kronologis, mulai dari kelas X sampai kelas XII. Itu meliputi mulai dari aku ikuti kegiatan mos, awal aku memilih dan masuk organisasi disekolah, mengenai rangking dan prestasi ku, mengenai kehidupan ku bersama teman-teman ku. Intinya aku cerita layaknya sama kawan ku yang nanyak gituan, kadang kala aku menyebutkan nama dari kawan-kawan ku.

Nah, karena dari cerita ku selama SMA muncul pertanyaan baru dia. Bagaimana kamu mengatur waktu mu, soalnya saya lihat kamu aktif dikeorganisasian dan kamu tetap bisa mempertahankan ranking mu dan meraih prestasi?......................................................................................................

kali ini jawaban ku benar-benar refleks, gak tau pak emang udah kek gitu. Ketika aku sadar jawaban ku mulai menunjukkan jatidiriku, sepersekian detik aku langsug menambah jawabannya. Saya gak tau jawaban secara khusus, saya hanya berusaha untuk fokus pada akademis saya dan organisasi saya, tidak ada management waktu yang begitu rumit yang saya lakukan, lagi pula pak saya rasa keorganisasian disekolah sesungguhnya tidak menganggu kegiatan belajar kita kok, dan juga semisal saya harus keluar kelas demi organisasi maka saya akan keluar, karena saya pikir belajar itu kan gak hanya dan gak harus disekolah pak. (biasakan dikit-dikit makek pak/buk/kek/om)

Kamu kan pernah ikut organisasi, pernah gak terjadi konflik dengan teman mu, kalok pernah mengapa, kapan, dengan siapa? Dan apakah konflik itu dapat kalian selesaikan? Kalok dapat, bagaimana caranya?.........................................................................................................................
hmmmm,, pernah pak. Itu terjadi dengan teman dekat saya sendiri (ku sebut namanya),padahal kami sering bersama bahkan saya pernah tidur dirumahnya, hal itu terjadi ketika saya dikelas XI, karena saya merasa bahkan emang benar dia tidak menyukai dengan posisi saya dikeorganisasian tersebut. Jadinya kami sering berinteraksi secara negatif dan pada akhirnya jarang berinteraksi. Lalu seiring berjalannya waktu, kami pun kembalik dekat seperti semula. Hal ini karena banyaknya dorongan dari teman-teman kami yang lain yang secara tidak langsung membuat kami kembali baikan. (haha, sebenarnya konflik utamany bukan karena ini secara 100%, tapi karena emang pernah, jadi ntah kenapa aku jawab karena alasan gitu)

Lalu pernahkah kamu menjadi ketua kelompok dikelas mu atau dimana pun? Kalau pernah bagaiman cara kamu mengatur anggota mu?...................................................................................
pernah pak. Jadi hal yang pertama kali saya lakukan itu, kalau jadi ketua saya harus mengetahui bagaimana karakter, kelebihan, kekurangan dari anggota saya. Nah, setelah ada nya tugas maka saya membagai tugasnya sesuai dengan kelebihan yang dimiliki anggota saya. Sehingga kami dapat melakukannya dengan baik dan bahagia (hahhaa sok diplomatis kali ini jawabannya)

Selama kamu bersekolah, pernah kah kamu melakukan kegiatan negatif untuk meraih sesuatu? Mengapa? dan kapan?.................................................................................................
tentunya pernah pak, misalnya ketika itu ada teman saya yang begitu terlalu berambisi untuk meraih sesuatu dan terlihat sangat sombong dengan teman-teman saya yang lain. Maka timbul rasa ingin mengalahkan dia. Karena timbul rasa dendam dalam diri saya terhadap tingkah lakunya.

Saya rasa itu positif-positf aja, maksud saya semisalnya apakah kamu pernah menyontek? Mengapa? dan kapan?....................................................................................................................
dalam hati ku,yeelah langsung aja napa to the point. Ya pernah pak, ketika saya ada ujian. Lalu saya tidak mengetahui jawabannya dan saya melihat ada kesempatan karena tidak adanya pengawasan yang terlalu ketat dari pengawas, jadinya yaa saya mecontek jawaban dari teman saya yang tentunya saya anggap benar.

Apakah kamu pernah mengikuti kegiatan di luar sekolah? Seperti seminar, trainning atau apapun itu. Dimana? ............................................................................................................................
pernah pak, misalnya saya terakhir ikut seminar penulis dan pembaca yang diadakan pusda, itu diadakan di hotel Madani dan saya nginap bersama teman saya disana, itu suatu pengalaman yang unik buat saya. Lalu saya ikut seminar pendidikan karakter di sekolah non formal yang diadakan sama kementrian budaya dan pariwisata (pada saat itu namany gitu). Ouh saya tau yang dari kemenbudpar itu, pasti enak kan seminarnya dikasih makan,uang. Hahah iaiai pak, tas pun juga.

Kalau kegiatan yang non akademis pernah gak kamu ikutin di luar sekolah? Apa itu dan dimana?....
pernah pak, saya mengikuti kegiatan olahraga yaitu main badminton di klub dekat rumah saya bersama teman saya (padahal aku gak join ke klub itu, Cuma aja main disitu. Hahha ini jawaban setengah nipu *jangan ditiru)

Pernah gak kamu membantu teman mu? Kalau pernah dalam hal apa? Mengapa? dan kapan?
pernah pak, misalnya dibidang akademis. Ketika kami persiapan SBMPTN kami sama-sama belajar dan mengajari dan ketika teman saya tidak tau dan saya tau maka saya mengajarinya, karena dengan kita mengajarinya pak, kita juga akan lebih mudah memahami dan mengingatnya. Dan baru-baru ini ketika mau persiapan USM pak, saya mengajari teman saya, namun sayangnya dianya gak lulus.

Kalau dirumah pernah gak kamu membantu melakukan kerjaan rumah? Kalok pernah apa itu?
pernah pak, biasanya saya membantu pekerjaan rumah untuk bagian nyuci piring, menyapu, menjemur pakaian (hahah, padahal sumpah jaaaaraaang kali, syukurnya kan pernah. Jadi yg belum pernah, cobak sekali aja cuci piring, biar bisa jawab pertanyaan kayak gini tanpa harus bohong)

Pernah tidak kamu melakukan bantuan dalam bentuk lain? Misalnya fisik? Kalau pernah dengan siapa? Dimana? Kapan? Dan mengapa? .......................................................................
gak pernah pak, (disini aku salah persepsi maksud bantuan fisik itu apa?). Lalu dia memajukan padangannya ke mata ku, dan bertanya termasuk membantu nenek-nenek yang mau nyeberangin jalan? Karena tadi udah terlanjur jawab gak, maka ku jawab, ia pak gak pernah (dalam hati, orang gk pernah lihat nenek-nenek mau nyebrang). Karena saya tidak begitu suka ngurusin urusan orang lain, kalau nenek itu gak minta tolong ke saya, berarti nenek itu bisa untuk nyebrang sendiri tapi kalau dia mintak tolong maka saya akan bantu pak. Kenapa begitu? Saya kurang tau pak, mungkin lingkungan saya membuat saya untuk tidak terlalu mengurusin urusan orang lain. (hahhaha, ulup geblek)

Jika kamu berjanji dengan orang lain, apakah kamu termasuk kategori orang yang sering menepati janji atau bukan? Contohnya? ........................................................................................................
saya termasuk orang yang sering menepati janji, misalnya saya dan teman saya berjanji untuk berpergian kesuatu tempat dan janjinya jam 3 siang, maka biasanya saya datang jam 3 itu juga.

Ini pertanyaan terakhir. Menurut kamu, seberapa penting nilai kejujuran? .....................................
menurut saya kejujuran itu sangat penting pak, karena dengan kejujuran kita dapat menjalin hubungan baik dengan sekitar kita. Bahkan saya pernah membuat bio twitter saya “Honest better than polite”. Begitu lah pentingnya kejujuran bagi saya pak. Haha, terkadang sopan itu bisa membuat kamuflase kan.  Ia benar pak (dalam hati : sidiiihh kok ketawak dia)

100% yang kutulis itu pertanyaan kuketika wawancara, tapi hanya 80% pertanyaan ketika wawancara yang ada dalam tulisan itu. 100% pada intinya jawaban ku begitu, dan 95% jawaban ku emang begitulah. Kwkwkkw. Intinya selama 30menit dia kepoin aku.
Paling aneeh, ketika pertanyaan nenek-nenek nyebrang. Kurasa ku lulus gegara nenek-nenek ini lah.

Intinya :
1. Jawab lah pertanyaan itu dengan jujur sejujurnya, dan pilihlah jawaban yang cerdas. Contoh: pernah kamu memberi bantuan fisik? Gak pak, karena akan membuat saya jadi capek nantinya (tu jujur yang gak cerdas). Yang nenek nenek nyebarang, itu contohnya setengah cerdas
2. Jangan kebanyak mikir ketika di selesai bertanya. Jawab aja dulu, minimal pertanyaannya kembali kau ulang sambilang mikir jawaban. Contohnya : apa yang kamu lakukan ketika kamu menjadi ketua kelompok? Yang saya lakukan ketika saya menjadi ketua kelompok adalah bbllbalbalbalbla.....
3. Selalu pandang dirinya dengan santai, gak usah tegang kali. Hindari melirik ke arah kiri (karena itu tandanya kamu lagi bohong).
4. hindari gerakan tangan yang berlebihan
5. duduk tegak, ini yang paling buat aku capek setelah wawancara (pegaal cuii).



1 komentar: